Oki Setiana Dewi - Beberapa hari ini Ketua Umum PBNU KH Said Agil Siraj mendapatkan fitnah berita miring atau yak nah (ora nggenah) soal makelar tanah di Malang. Bangsa Online yang pertama menurunkan berita tersebut pada saat muktamar NU Jombang dimulai.
Kini, media pimpinan Masud Adnan tersebut telah hilang marwahnya di kalangan nahdliyyin. Salah satu buktinya adalah kiriman surat terbuka di bawah ini, ditulis oleh kader NU Madura. Monggo dibaca tuntas.
---------
Muat Berita Yak Nah (Soal Kiai Said), Ini Surat Terbuka Kepada Pemilik Harian Bangsa - Oki Setiana Dewi |
Muat Berita Yak Nah (Soal Kiai Said), Ini Surat Terbuka Kepada Pemilik Harian Bangsa
Oki Setiana Dewi
Surat Terbuka Untuk HM. Masud AdnanKepada yang terhormat Bpk. HM. Masud Adnan (Direktur Harian Bangsa dan Bangsa Onlien)
Oki Setiana Dewi
Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barkatuh.Apa kabar, Pak Masud? Saya harap bapak baik-baik saja. Bapak masih ingat dengan saya? Saya tidak menanyakan bapak kenal saya atau tidak, karena yang jelas bapak tidak akan kenal saya. Tapi, setidaknya bapak masih ingat wajah saya. Supaya lebih gampang diingat: dulu waktu bapak hendak mencalonkan diri menjadi anggota legislatif provinsi Jawa Timur dari Partai Kebangkitan Bangsa, saat masa-masa kampanye, bapak pernah meminta salah satu organisasi kemahasiswaan di daerah saya untuk mengadakan bedah buku yang bapak tulis yaitu “Sunan Gus Dur: Akrobat Politik Ala Nabi Khidir”. Semoga bapak mulai ingat. Kegiatan itu dilaksanakan di GOR kecamatan Palengaan, Pamekasan, pak. Waktu itu, saya sebagai moderator. Ingat, kan, pak? Waktu itu ratusan mahasiswa yang datang, sampai-sampai buku tulisan bapak itu (yang dibagikan gratis) tidak cukup.
Bapak masih ingat juga, kan, waktu bapak meminta saya untuk dipertemukan dengan ketua Gus Durian Madura? Waktu itu sekitar jam dua belas siang, bapak naik mobil dan saya rela naik motor meskipun gerimis. Dan seingat saya, dari kegiatan dan pertemuan bapak itu, semua saya lakukan dengan ikhlas tanpa menerima uang sepeserpun. Saya korbankan waktu dan tenaga saya waktu itu demi organisasi itu. Organisasi yang saya geluti.
Jujur, saya bangga dengan karya-karya bapak yang mengangkat tema-tema tentang idola saya. Gus Dur. Tapi akhir-akhir ini kebanggaan saya itu mulai luntur ketika media yang berada di bawah pimpinan bapak (Harian Bangsa dan Bangsa Online) memuat berita-berita provokatif dan mendiskreditkan jam'iyah Nahdlatul Ulama yang “diwariskan” secara turun-temurun kepada saya. Entah apa motifnya. Yang menjadi tanda tanya besar dalam benak saya adalah: bukankah bapak juga warga NU? Apa iya bapak tidak tahu menahu tentang content media yang bapak pimpin? Sebagai seseorang yang —sedikit banyak— paham tentang media, saya tidak yakin bapak tidak tahu.
Jika memang tujuannya mencari untung, apa harus dengan cara seperti itu? Apa yang diperoleh institusi media bapak dari pemberitaan itu? Apa yang bapak dapatkan ketika masyarakat mulai tidak percaya dan membemci NU? Apa bapak merasa puas ketika masyarakat membagikan link berita tentang NU (yang provokatif) itu? Saya rasa, dari semua peetanyaan ini, jawabannya pasti “TIDAK”. Bukankah bapak alumni Pesantren Tebu Ireng? Pesantren yang didirikan oleh Rais Akbar NU, Hadlratus Syaikh Muhammad Hasyim Asy'ari.
Berdasarkan pengamatan saya terhadap isi berita pada media bapak itu, khususnya berita tentang NU dan Ketua Umum PBNU, Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, MA., dimuat tanpa ada konfirmasi dan klarifikasi kepada subyek yang diangkat dalam berita itu. Bukankah hal ini bertentangan dengan kode etik pers?
Sebelum surat ini saya akhiri, saya mohon maaf sebesar-besarnya. Demi Allah, saya tulis surat ini bukan untuk menjatuhkan bapak. Saya menulis surat ini hanya ingin mengembalikan marwah NU yang mulai terkikis. Dan saya yakin, bapak juga tidak menginginkan hal itu.
Mungkin saya cukupkan surat terbuka ini, pak.
Semoga kita senantiasa mendapatkan aliran barokah dari Mbah Hasyim dan para pendiri NU lainnya. Amin.
Palengaan, 29 Desember 2016
Pengagum bapak
Muhammad Ahnu Idris
-------------------
Kini, situs online yak nah di atas, sedang moncer di kalangan wahabi. Mereka bertepuk tangan karena media milik kader NU sendiri justru menggembosi Ketum nya. Naudzubillah. Pantaskan disandingkan dengan portal fitnah piyungan, nugaris gatholoco dan juga media-media wahabrot yang moncrot-moncrot kalau asyik menghina kiai NU dan amaliyahnya. Yak nah beh. [Oki Setiana Dewi]
Dari : http://www.dutaislam.com/2016/12/muat-berita-yak-nah-ini-surat-terbuka-kepada-pemilik-harian-bangsa.html
EmoticonEmoticon