Tampilkan postingan dengan label Indonesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Indonesia. Tampilkan semua postingan

Rabu, 05 Oktober 2016

Kurangajar, Tengku Zulkarnain Tuduh Islam Nusantara Itu Proyek Ada Uang

Oki Setiana Dewi - Betul nian kata tuan Fahri Hamzah dalam twitternya beberapa waktu. Apa itu? Ia menyebut dengan tanda tanya kalau orang bertato lebih berbahaya daripada orang yang berjenggot. Duh, tuan Fahri memang selalu membuat tweet yang lumayan ngawur kali ini ada benarnya banyak walau salahnya sedikit. Lihat cuitan Tuan Fahri al-wakil partai emboh di DPR RI itu.

Kurangajar, Tengku Zulkarnain Tuduh Islam Nusantara Itu Proyek Ada Uang
Kurangajar, Tengku Zulkarnain Tuduh Islam Nusantara Itu Proyek Ada Uang


Foto Bu Susi (atas) bertato, dan (bawah) berjenggot, adalah Patrialis Akbar Tweet Fahri tersebut sebenarnya sudah tergambar jawabanya pada foto di atas. Bu Menteri Susi yang bertato ternyata tidak lebih berbahaya eksistensinya daripada yang berjenggot itu. Justru kalau Fahri mau melek sedikit, bukan merem-merem melek, ia akan tahu bahwa yang berjenggot kadang (kalau tidak mau disebut sering) lebih berbahaya daripada yang berjenggot.

Buktinya adalah Tuan Tengku Zulkarnain, pria berjenggot yang selama ini disebut ulama. Baru-baru ini, Tengku Zulkarnain membuat fitnah murahan kalau Islam Nusantara adalah proyek yang ada duitnya. Itu ia katakan ketika menjawab akun twitter Masnita Djisla yang heran karena sejak ngaji dari kecil tidak pernah mendengar istilah Islam Nusantara. Ini tweetnya:

Tweet Tengku Zulkarnain atas Islam Nusantara Tuduhan langsung yang tanpa konfirmasi tersebut dilontarkan Tengku Zulkarnaen dalam kapasitasnya sebagai, katakanlah, ulama sebelah. Ia tidak menyebut uangnya darimana, jumlah besaran berapa, dan mengapa isu Islam Nusantara sampai dibahas oleh petinggi negara-negara Eropa, Amerika hingga Timur Tengah. Wah, dananya bisa ribuan triluan itu.

Orang berjenggot wedus gibas begitu sepertinya tidak pernah mempelajari makna Islam Nusantara, yang sejak dijadikan tema Muktamar NU ke 33 di Jombang pada tahun 2015 lalu tetap menggema di jagad intelektual muslim dunia hingga saat ini, tanpa pengawalan, tanpa konsolidasi dan fokus gerakan seperti demo GNPF dalam aksi 212 atau 411.

Para penggerak kajian Islam Nusantara, terutama kalangan muda NU hingga kini tetap bergairah karena ia bukan aliran apalagi madzhab. Islam Nusantara adalah kajian Islam tanpa melupakan konteks budaya, tradisi dan kerukunan umat beragama. Dan itu sudah berlangsung ratusan tahun di bumi Nusantara.

Bagaimana dengan GNPF yang selalu panik tiap hari hingga harus mengadakan shalat subuh berjamaah dimana-mana, apa itu tanpa sokongan dana petro dollar? Apakah Tengku Wisnu, eh, Zulkarnain ding, tidak mendapatkan kucuran dana ratusan miliar dari pemesan demo? Apa itu tidak berbahaya dan tidak mengancam kesatuan bangsa?

Kirim saja uangnya ke Oki Setiana Dewi, pasti lebih bermanfaat. Biar tidak digunakan untuk aksi kurangajar oleh pemilik tweet kurangajar itu. [Oki Setiana Dewi]

Dari : http://www.dutaislam.com/2017/01/kurangajar-tengku-zulkarnain-sebut-islam-nusantara-proyek-ada-uang.html

Kamis, 15 Januari 2015

Bahtsul Masail, PCNU Garut Angkat Masalah Potongan Harga (Cashback)

Garut, Oki Setiana Dewi. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Garut mengangkat fenomena pengembalian sebagian uang sebagai bentuk potongan harga dari barang yang dibeli warga (cashback) pada musyawarah kerja cabang II di Pesantren Al-Huda, Selasa (17/1). Mereka mencoba mengupas masalah sistem potongan harga yang masih belum jelas hukumnya dari segi pandangan syariat Islam.

Cashback ini model transaksi seperti apa, boleh atau tidak. Sebenarnya itu milik siapa. Hal itu akan coba dirumuskan supaya jelas halal atau haramnya. Agar orang tidak ragu menerima itu, kata Sekretaris Panitia Muskercab II Aceng Hilman Umar Bashori saat dijumpai di Pesantren Al-Huda.

Bahtsul Masail, PCNU Garut Angkat Masalah Potongan Harga (Cashback) (Sumber Gambar : Nu Online)
Bahtsul Masail, PCNU Garut Angkat Masalah Potongan Harga (Cashback) (Sumber Gambar : Nu Online)


Bahtsul Masail, PCNU Garut Angkat Masalah Potongan Harga (Cashback)

Ia mengatakan, hasil bahtsul masail yang digelar pada Selasa malam ini akan dipublikasikan usai Muskercab II. Pihak panitia akan menggelar jumpa pers agar semua masyarakat mengetahui hukum masalah-masalah yang dibahas tersebut.

Kita akan mengundang media untuk mengetahui pandangan PCNU melihat itu seperti apa. Mudah-mudahan bisa sangat membantu masyarakat sehingga ketika ada fenomena seperti yang terjadi di Jakarta orang sudah tidak mempertanyakan lagi terkait hukumnya dari pandangan agama, ujarnya.

Oki Setiana Dewi

Pertemuan ini dihadiri sekira 200 peserta. Mereka datang dari 42 lebih kecamatan di Kabupaten Garut. Musyawarah ini merupakan salah satu rangkaian peringatan Harlah Ke-91 NU.

Oki Setiana Dewi

Aceng berharap masyarakat memahami komitmen kebangsaan NU yang semakin dewasa ini meskipun di tengah rongrongan isu-isu negatif terhadapnya. (Rohmah Nashruddin/Alhafiz K)

Dari (Daerah) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/74734/bahtsul-masail-pcnu-garut-angkat-masalah-potongan-harga-cashback

Oki Setiana Dewi

Senin, 08 Desember 2014

Puisi Terakhir WS Rendra Bikin Merinding Baca Wasiatnya

Oki Setiana Dewi - Sastrawan WS Rendra telah meninggal tahun 2009 lalu (semoga Alloh merahmatinya). Namun sebelum meninggal dan saat terbaring sakit, beliau sempat menulis sebuah puisi.

Puisi ini sangat dalam maknanya. Bahwa sesungguhnya hidup ini adalah amanah, dan apa yang ada pada diri kita adalah titipan semata. Maka tidak boleh ada yang disombongkan sedikitpun dari kita, karena semua itu hanyalah titipan. Yang suatu saat akan diambil kembali oleh Nya. Hanya saja kita tidak pernah tahu, kapan Dia akan mengambilnya.

Puisi ini juga mengingatkan akan pemutus segala kenikmatan, yaitu kematian. Seperti sabda Nabi “Perbanyaklah mengingat pemutus segala kelezatan, yakni kematian”.[HR. At-Tirmidziy (no. 2307), An-Nasa'iy (1824) dan Ibnu Majah (no. 4258). Hadits ini di-shohih-kan oleh Al-Albaniy dalam Al-Irwa' (no. 682)].

Al-Imam Ath-Thibiy -rahimahullah- berkata, “Nabi -shallallahu alaihi wa sallam- menyerupakan segala kelezatan yang fana dan segala keinginan duniawi dan kehancurannya dengan sebuah bangunan yang menjulang. Bangunan itu akan runtuh oleh berbagai goncangan hebat. Lalu Nabi -shallallahu alaihi wa sallam- memerintahkan orang yang terlena dengan dunia untuk mengingat penghancur kelezatan tersebut (yakni, maut) agar ia tak terus-menerus condong kepadanya, (sehingga) ia pun menyibukkan diri dengan sesuatu yang wajib atas dirinya berupa penghadapan diri kepada kampung abadi (yaitu, akhirat)”. [Lihat Tuhfah Al-Ahwadziy (6/92)]

Berikut adalah puisi terakhir dari WS Rendra, semoga bisa menjadi renungan dan peringatan:

Hidup itu seperti uap,

yang sebentar saja kelihatan, lalu lenyap!

Ketika orang memuji milikku,

aku berkata bahwa ini hanya titipan saja.

Bahwa mobilku adalah titipan-Nya,

Bahwa rumahku adalah titipan-Nya,

Bahwa hartaku adalah titipan-Nya,

Bahwa putra-putriku hanyalah titipan-Nya ...

Tapi mengapa aku tidak pernah bertanya,

"Mengapa Dia menitipkannya kepadaku?"

"Untuk apa Dia menitipkan semuanya kepadaku?"

Dan kalau bukan milikku, apa yang seharusnya aku lakukan untuk milik-Nya ini?

Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya? Malahan ketika diminta kembali,

kusebut itu musibah,

kusebut itu ujian,

kusebut itu petaka,

kusebut itu apa saja ...

Untuk melukiskan, bahwa semua itu adalah derita ...

Ketika aku berdo'a, kuminta titipan yang cocok dengan kebutuhan duniawi,

Aku ingin lebih banyak harta,

Aku ingin lebih banyak mobil,

Aku ingin lebih banyak rumah,

Aku ingin lebih banyak popularitas,

Dan kutolak sakit,

Kutolak kemiskinan,

Seolah semua derita adalah hukuman bagiku. Seolah keadilan dan kasih-Nya, harus berjalan seperti penyelesaian matematika dan sesuai dengan kehendakku.

Aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita itu menjauh dariku,

Dan nikmat dunia seharusnya kerap menghampiriku ... Betapa curangnya aku,

Kuperlakukan Dia seolah "Mitra Dagang" ku dan bukan sebagai "Kekasih"!

Kuminta DIA membalas “perlakuan baikku” dan menolak keputusan-Nya yang tidak sesuai dengan keinginanku ...

Duh Allah ...

Padahal setiap hari kuucapkan,

“Hidup dan Matiku, Hanyalah untukMu ya Allah, ampuni aku, ya Allah ... Mulai hari ini, ajari aku agar menjadi pribadi yang selalu bersyukur dalam setiap keadaan dan menjadi bijaksana, mau menuruti kehendakmu saja ya Allah ...

Sebab aku yakin Engkau akan memberikan anugerah dalam hidupku .. Kehendakmu adalah yang terbaik bagiku ...

Semoga manfaat

Sahabatmu...

Dari : http://www.dutaislam.com/2016/04/puisi-terakhir-ws-rendra-bikin-merinding-baca-wasiatnya.html

Senin, 18 November 2013

NU urges govt not to be afraid of any pressure

Jombang, Oki Setiana Dewi. Chairman of the Advisory Board (Rais Syuriyah) of Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Muzadi urged the Jokowi- JK government not to be afraid of any pressure from other countries to carry out the death penalty on drug traffickers. The Indonesias largest Muslim organization has supported the government measures to continue implementing the most severe sanctions.

Hasyim made the statement following many pressures from other countries, especially Australia that reject the death penalty for those involved in drug offences in Indonesia.

NU urges govt not to be afraid of any pressure (Sumber Gambar : Nu Online)
NU urges govt not to be afraid of any pressure (Sumber Gambar : Nu Online)


NU urges govt not to be afraid of any pressure

"Never be influenced by pressure from other countries. Because they themselves also carry out a death sentence, but we have necessarily not known," he told reporters on the sidelines of a seminar held at Whid Hasyim University Jomabng East Java on Saturday(21/2).

The Presidential Advisory Council (Watimpres) member said those asking the government not to execute the prisoners for drug crimes were probably involved in trannational drug trafficking networks.

Oki Setiana Dewi

Oki Setiana Dewi

"So lets return to our own rules of law. Australia itself carries out a death sentence, in one sector," he said, adding that NU was the organization always supporting the governments move for refusing clemency and still carrying out the death penalty for drug traffickers.

"The reason is that the drug-induced murder is much more cruel than the terrorist murder.

Related to human rights violations, Hasyim said that human rights in Indonesia was definitely different from the understanding of human rights in other countries. And he through the ICIS (International Conference of Islamic Scholars) has continued campaigning for human rights adopted in Indonesia.

Indonesia has recently delayed the execution of two Australian drug smugglers by up to a month, backtracking on an earlier pledge to put the pair before the firing squad by the end of February.

Vice President Jusuf Kallas office Friday said the execution of Andrew Chan and Myuran Sukumaran, the ringleaders of the so-called "Bali Nine" heroin trafficking group, "will be delayed for between three weeks to a month from now due to technical reasons," without elaborating further.

Indonesian authorities insist they will proceed with the executions despite this delay.

Widodo -- an ardent supporter of the death penalty who has refused clemency for the two Australians -- denied pressure from Australia had swayed his resolve to see drug traffickers executed.

"No such thing," he told reporters on Friday. "This is our judicial sovereignty."

Canberra has been ramping up diplomatic pressure in recent weeks for the pair to be spared, straining ties between the two countries, but analysts say public perception will guide Indonesian President Joko Widodo far more than pleas for mercy from Australia.

Widodo has shocked rights groups with his support for capital punishment for drug dealers, vowing he wont grant clemency to anyone caught selling narcotics to his countrymen.

Hikmahanto Juwana, an international law professor from the University of Indonesia, said the majority of Indonesians shared Widodos tough stance on traffickers and expected him to tackle the "drug emergency" facing the country.

"He should not back down because it was causing an uproar in Australia," he told AFP.

"If he backs down, he will face the Indonesian public."

Logistical difficulties

This month, Indonesias foreign ministry informed the Australian embassy that the execution of the two drug convicts would be carried out in February.

But since then it has announced, and subsequently backtracked, on details of the executions plan for Chan and Sukumaran.

On Monday it was announced the pair would be transferred this week from Bali to a high-security prison on Nusakambangan -- signalling a date for their execution was near -- only for that decision to be reversed 24 hours later.

Indonesia said it delayed their transfer because of logistical difficulties at Nusakambangan -- the notorious island prison where five inmates were shot last month -- with facilities at the execution site already at capacity.

Tony Spontana, a spokesman for the attorney-generals office which oversees the executions, said once the prison was ready to receive the prisoners the executions would proceed.

"What needs to be underscored is the execution will still be conducted," he told AFP after the postponement was announced Friday.

He has said previously the prisoners would only be taken to Nusakambangan three days before their execution. Death row inmates must be given 72 hours notice under Indonesian law before facing the firing squad.

Indonesia also claimed they delayed the transfer because Australia had requested the men be granted more time with their families, but denied Jakarta was bowing to pressure from Canberra.

International pressure

Indonesias pledge to proceed with the execution of the Australians has hiked tensions between Jakarta and Canberra, a relationship only just recovering from a damaging rift in 2014 over spying revelations and people-smuggling.

Aleksius Jemadu, a political expert at Indonesias Pelita Harapan University, said arm-twisting by Australia would not be at the front of Widodos mind as he mulls this issue.

"The president is very much influenced by his image as a populist president," he told AFP.

"His government (by proceeding with the executions) will be considered a brave one which cannot be dictated to by foreigners, and is independent in decision making."

Diplomatic tensions boiled over this week after Prime Minister Tony Abbott said Indonesia should remember the significant financial aid Australia provided in the aftermath of the devastating 2004 tsunami that killed 170,000 Indonesians.

Abbott denied the comment was threatening, but Indonesias Foreign Minister Retno Marsudi on Friday suggested Jakarta felt otherwise.

"We will not respond to an emotional statement, which was a threat in nature," she said, adding she did not think Indonesia owed Australia anything for their tsunami aid.

Australias foreign minister Julie Bishop rang Kalla on Thursday to explain the "misunderstanding", the vice-president told reporters Friday.

Indonesia executed six drug offenders in January, including five foreigners, prompting a furious Brazil and the Netherlands -- whose citizens were among those put to death -- to recall their ambassadors.

Chan and Sukumaran are among seven foreigners -- including citizens from France, Ghana, Brazil and Nigeria -- who have already lost their appeals for presidential clemency, the final hope of avoiding the firing squad.

Lawyers for the Australians have lodged a rare legal challenge to the presidents decision to reject clemency, but Indonesian authorities have repeatedly said the appeal for a pardon is a death row convicts final chance to avoid the firing squad.

Editing by Sudarto Murtaufiq

Dari (National) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/57776/nu-urges-govt-039not-to-be-afraid-of-any-pressure039

Oki Setiana Dewi

Selasa, 22 Oktober 2013

PCNU Sumedang Siap Kirim Kader Terbaik dalam Konferwil PWNU Jabar

Sumedang, Oki Setiana Dewi. Dalam rangka menyukseskan Konferensi Wilayah (Konferwil) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat yang akan dilaksanakan 11-12 Oktober 2016, PCNU Kabupaten Sumedang siap mengirimkan kader terbaik untuk mengikuti kegiatan Konferwil tersebut.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua PCNU Sumedang H Sadulloh disela-sela mengikuti rapat persiapan Konferwil. Salah satu keputusan rapat yang dilaksanakan di kantor PWNU Jawa Barat Senin (19/9) ini yaitu kegiatan Konferwil PWNU Jawa Barat akan dilaksanakan di Pondok Pesantren Al-Fauzan Sukaresmi, Garut 11-12 Oktober 2016. Rapat tersebut dihadiri oleh seluruh pengurus PCNU se-Provinsi Jawa Barat.

PCNU Sumedang Siap Kirim Kader Terbaik dalam Konferwil PWNU Jabar (Sumber Gambar : Nu Online)
PCNU Sumedang Siap Kirim Kader Terbaik dalam Konferwil PWNU Jabar (Sumber Gambar : Nu Online)


PCNU Sumedang Siap Kirim Kader Terbaik dalam Konferwil PWNU Jabar

H Sadulloh langsung merespon keputusan tersebut dengan siap mengikuti dan menyukseskan kegiatan konferwil tersebut. "PCNU Kabupaten Sumedang siap mengirimkan kader terbaik untuk mengikuti kegiatan Konferwil, malahan jika diperlukan PCNU Sumedang juga siap mengirimkan calon terbaik untuk dijadikan Ketua PWNU Jawa Barat, kata H Sadulloh.

Oki Setiana Dewi

Hal tersebut diamini oleh wakil Ketua PCNU Sumedang Aceng Muhyi yang ikut hadir dalam rapat persiapan Konferwil ini. Dia merasa bahagia karena akhiranya Konferwil PWNU Jawa Barat sudah dipastikan akan digelar pada bulan Oktober.

Konferwil ini merupakan proses organisasi untuk memilih Rais dan Ketua PWNU Jawa Barat lima tahun kedepan. Kami mengharapkan dalam pelaksanaan Konferwil nanti bisa berjalan lancar dan aman. Semoga Rais dan Ketua yang terpilih nanti bisa lebih memajukan NU di Jawa Barat, tutup Aceng Muhyi. (Ayi Abdul Kohar/Fathoni)

Oki Setiana Dewi

Dari (Daerah) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/71384/pcnu-sumedang-siap-kirim-kader-terbaik-dalam-konferwil-pwnu-jabar

Jumat, 03 Mei 2013

NU Sumedang Imbau Nadliyin Waspada Terhadap Gerakan Anti-NKRI

Sumedang, Oki Setiana Dewi. Ketua NU Sumdang KH Sadulloh mengingatkan masyarakat agar tidak tertipu oleh golongan yang anti-NKRI. Warga NU tidak perlu terkecoh meskipun kelompok anti-NKRI serupa dengan kelompok Aswaja NU secara amaliyah.

"Jangan sampai kita tertipu oleh golongan yang anti-NKRI. Mungkin saja mereka ada yang ikut tahlilan, ikut sholawatan, ikut pula ziarah kubur. Namun secara ideologi mereka berbeda. Bedanya mereka anti-NKRI," kata KH Sadulloh di Desa Cilembu saat pelantikan Pengurus Ranting (PR) Nahdlatul Ulama se-Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Kamis (5/5).

NU Sumedang Imbau Nadliyin Waspada Terhadap Gerakan Anti-NKRI (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Sumedang Imbau Nadliyin Waspada Terhadap Gerakan Anti-NKRI (Sumber Gambar : Nu Online)


NU Sumedang Imbau Nadliyin Waspada Terhadap Gerakan Anti-NKRI

Sementara Awan NU Sumedang H Zainal Alimin mengatakan, betapa pentingnya peran NU bagi bangsa Indonesia dan masyarakat.

Oki Setiana Dewi

"Jangan kira NU itu tidak punya peran bagi masyarakat. Saya kira jika NU tidak mempunyai peran bagi masyarakat, warga Pamulihan tidak akan melaksanakan pelantikan yang dimeriahkan oleh sholawat qosidah. Warga Pamulihan tidak akan melaksanakan pelantikan PRNU sambil memperingati isra miraj. Ini," ujar H Zainal Alimin.

Oki Setiana Dewi

ia juga mengajak masyarakat menjaga dan mempertahankan NKRI. "Kita selaku nahdliyin yang harus menjaga dan mempertahankan NKRI. Jangan malah anti-NKRI. Karena sekarang ada beberapa organisasi yang anti-pemerintahan, anti-Pancasila, dan anti-NKRI. Untuk itu mari kita ikat aqidah kita dengan aqidah Aswaja NU," imbaunya H Zainal Alimin.

Sebelum pelantikan dimulai, ada beberapa rangkaian acara yang dilaksanakan di antaranya acara kirab warga nahdliyin, penampilan qosidah Fatayat, penampilan qosidah IPPNU, tabligh akbar, dan pelatihan muharrik masjid. (Sholeh Nahru/Ayi Abdul Kohar)

Dari (Daerah) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/67976/nu-sumedang-imbau-nadliyin-waspada-terhadap-gerakan-anti-nkri

Oki Setiana Dewi

Jumat, 05 April 2013

Ramalan Gus Dur Tentang Fitnah Kepada NU di Zaman Kiai Said Agil Ketum

Oki Setiana Dewi - Kepada KH. Sa'id Agil Siradj (Ketua Umum PBNU sekarang), dulu KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pernah berkata, "Pak Said, sampeyan besok akan menjadi Ketua Umum PBNU. Tapi pada saat kepemimpinan sampeyan, NU akan mengalami badai fitnah yang besar, bahkan dahsyat."

Gus Dur terdiam sambil memandang ke Pak Said yang juga terdiam mendengar wejangan Gus Dur tersebut yang sebelumnya tidak disangka sama sekali. "Tapi sampeyan tidak usah khawatir karena fitnah itu cuman sebentar dan NU akan menemukan lagi kejayaannya," sambung Gus Dur yang disambut tawa keduanya.

Ramalan Gus Dur Tentang Fitnah Kepada NU di Zaman Kiai Said Agil Ketum - Oki Setiana Dewi
Ramalan Gus Dur Tentang Fitnah Kepada NU di Zaman Kiai Said Agil Ketum - Oki Setiana Dewi


Ramalan Gus Dur Tentang Fitnah Kepada NU di Zaman Kiai Said Agil Ketum

Sekarang ini bisa kita lihat kebenaran dari ucapan-ucapan Gus Dur. Nyatanya, Pak Said jadi Ketua Umum PBNU dan juga terkena fitnah yang terus-menerus dilancarkan ke NU. Mulai dari tuduhan syirik, liberal, kafir, bid'ah, syiah, sampai sebutan setan.

Ada yang diutarakan secara nyata dan kasar, ada juga yang melalui kiasan-kiasan. Yang dahsyat adalah fitnah dan tuduhan keji dari dalam dalam tubuh NU sendiri, yakni orang-orang yang mengaku NU tapi sejatinya mereka merusak NU. Naudzubillah.

Oki Setiana Dewi

Pada zaman Kiai Said inilah, NU hidup dalam zaman yang disebut Nabi Muhammad sebagai katsural qalam (banyak pena) sehingga banyak juga kalam (ucapan) yang mudah ditulis dan disebar tanpa tanggungjawab. Kiai dihina, orang tua kanjeng Nabi disebut masuk neraka, amalan ulama sholihin disebut syirik, orang NU kembali disebut ahli bid'ah dan quburiyyun.

Oki Setiana Dewi

Fitnah zaman netizen mirip zaman NU di tahun awal-awal berdiri. Banyak musuh sana-sini. Terutama mereka yang suka mengafirkan yang menghardik umat islam ahlus sunnnah wal jamaah, bukan ahlus sunnah saja. Utamanya lagi, mereka yang ingin merongrong kedaulatan NKRI.

Tapi yakinlah bahwa fitnah yang menimpa NU hanya sesaat. Dan akan menemukan kembali sejarah terangnya, sebagaimana dikatakan Gus Dur. [Oki Setiana Dewi]

Dari : http://www.dutaislam.com/2016/12/prediksi-gus-dur-tentang-fitnah-kepada-nu-di-zaman-kiai-said-jadi-ketum.html

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Oki Setiana Dewi sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Oki Setiana Dewi. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Oki Setiana Dewi dengan nyaman.


Nonaktifkan Adblock